Jumat, 30 April 2010

Bagian 106.

Len ci akhirnya sadar dari pingsannya dan melihat ke belakang ternyata yang menyelamatkan nyawanya seorang biksu tua berbaju abu abu."terima kasih atas pertolongan ketua yang berhati mulia pada nyawa yang hampir mati sia sia ini"kata len ci dengan suara yang lemah memberi hormat dengan tangan kanan di taruh di dada.walau sudah tersadar wajah len ci masih pucat pasi dan lemah sekali,beberapa tulang rusuknya patah dan organ dalam tubuhnya mengalami cidera parah.biksu tua itu tersenyum tulus pada len ci,turun dari dipan kayu dan duduk di kursi di depan len ci berkata"aku tidak melihat ada niat kejahatan di dalam diri biksu cilik untuk membunuh ataupun mau menghancurkan kuil,mungkin benar biksu cilik telah di manfaatkan oleh orang lain demi kepentingan mereka,jika kesalahan ini dapat di perbaiki dan bertobat menuju kebaikan maka sang budha akan memberkati biksu cilik,omitofut".kata kata biksu menasehati len ci,len ci tersenyum tipis menjawab"ada yang percaya aku merupakan keberuntungan,aku ceroboh hingga membuat ketua terluka,setelah pulih masalah ini akan di usut dan bawa mereka bertanggung jawab pada ketua kuil"kata len ci nyakin.
"jangan menyimpan dendam di dalam hati,kebencian hanya menambah penderitaan,biarkan semua terjadi sesuai takdir hidup mereka,saat ini luka biksu cilik cukup parah,istirahat lah dengan tenang"kata biksu tua itu lembut,len ci tidak merasakan pancaran kekuatan energi biksu itu namun dari sorat matanya yang lembut seolah olah menyimpan suatu kelebihan yang hebat.
"terima kasih atas kebaikan ketua,bolehkah aku tahu siapa nama mulia ketua"tanya len ci.biksu tersenyum bangkit berdiri dan berjalan keluar"nama hanya sebutan bagi mansia untuk saling mengenal,jika sampai waktunya akan tahu dengan sendiri,jangan menyalahkan kuil karena membuatmu terluka seperti ini,mulai sekarang mungkin biksu cilik akan di cari kuil dan jadi musuh mereka walau apapun yang terjadi tetaplah memegang ajaran sang budha tidak membunuh dan melukai berjalan di atas kebenaran dan ke damaian,omitofut"kata biksu tua itu berharap len ci tidak membenci kuil shiolin dan gunakan kekerasan melawan.len ci terdiam dan berkata"tidak ada dendam yang tidak membawa penderitaan tidak ada pembunuhan yang tidak meninggalkan kesedihan,di dalam hati ku tidak ada seberkas racun dendam pun pada kuil yang ada hanya rasa duka telah melukai ketua yang tidak bersalah suatu hari nanti kesalahan ini akan terbayarkan dengan kebaikan dan kebajikan,omitofut"kata len ci menyadari kesalahannya dan berniat membalas dengan kebaikan dan kebajikan, mendengar kata len ci biksu itu tersenyum tulus penuh makna."biksu cilik berjodoh dengan budha merupakan berkat yang tiada taranya benar benar sebuah keberuntungan yang patut disyukuri,omitofut"lanjut biksu itu memuji keberuntungan len ci lanjutnya lagi"biksu cilik sedang terluka,istirahat dengan tenang aku nanti akan kembali"kata biksu tua itu berjalan keluar dan menghilang dari pandangan len ci.len ci bersyukur di saat dia dalam jebakan masih ada yang percaya padanya dan menyelamatkan nyawanya.lukanya sekarang di banding luka yang terdahulu waktu bertarung dengan golok maut salah satu ketua cabang lebih parah.hatinya sangat tenang dan damai walau lukanya sangat parah akibat pukulan tapak yen chi.duduk dengan posisi bersila,pelahan lahan atur napas dan hawa murni sambil memejamkan kedua matanaya.hawa murni yang berwarna keemasan dalam tubuh pelahan lahan muncul menyelimuti tubuh len ci melakukan pemulihan diri.biksu tua tak lama kembali dengan membawa makanan dan minuman dari jauh sebelum sampai ke goa tempat len ci di rawat dia merasakan ada sebuah kekuatan yang sangat halus muncul dari dalam goa,dia pun percepat langkahnya hanya berlari biasa tapi cepatnya melebihi kecepatan anak panah.tiba di mulut goa dia masuk ke dalam dan melihat len ci duduk bersila di selimuti hawa murni warna emas yang bergerak sangat pelahan membentuk perisai teratai emas yang sangat tidak umum. membuat biksu tua itu kembali terkesima dan kagum tiada henti memuji.
"hawa murni yang membawa kedamaian dan cinta kasih,biksu cilik ini terlahirkan menjadi orang besar,ini adalah takdir jodoh yang di atur sang budha untuk kita berdua bertemu,tenaganya kuat dengan berlatih perisai hati budha emas menembus tahap kesempurnaan dan ilmu tapak sakti 12 jurus budha,biksu cilik akan menjadi murid budha yang hebat mengembang tugas berat menjaga kedamaian dunia dari bencana dunia,omitofut"bathin biksu tua itu.tidak mau ganggu len ci dia pun keluar dari goa dan duduk di sebuah pohon yang rindang duduk bersila meditasi.
Pemulihan diri pun selesai,pelahan lahan len ci membuka kedua matanya dan menyimpan kembali hawa murninya,dia coba memegang dadanya tidak terasa terlalu sakit lagi,lukanya pulih setengahnya dalam waktu singkat.di atas meja dia melihat ada makanan dan air tetapi dia tidak melihat biksu tua itu.hari sudah mulai sore matahari mulai terbenam.len ci turun dari dipan batu berdiri menggerakan tangan,kaki dan badannya usai terluka.
"biksu cilik,bagaimana keadaan mu sekarang"sebuah suara muncul tiba tiba,biksu tua itu sudah di depan goa mulut goa berjalan masuk dengan senyum tipis,cepat len ci memberi hormat membungkukkan badan tangan kanan di letakkan di dada"berkat pertolongan ketua luka,sudah berkurang setengah bagian besok mungkin sudah puilh sedia kala"kata len ci.biksu itu tertawa kecil"hawa murni pemulih luka yang biksu cilik gunakan begitu hebat dan cepat,siapakah guru yang mengajari biksu cilik teknik pemulih luka ini "tannya biksu tua itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar