Senin, 04 Februari 2013

Bagian 240.rasa malu yang jadi dendam

Sekarang cerita akan di arahkan pada biksu len ci,yang lain akan di lanjut kan nanti. Setelah kehilangan ilmu silat,biksu len ci menjalani perjalanan hidup yang berat di biara shiolin. Dan statusnya adalah murid pemula. sebagai murid pemula akan banyak sekali melakukan pekerjaan dapur,mengumpulkan kayu bakar,mengambil air serta menyapu dan pekerjaan pelayan lain nya . Pekerjaan yang lain dapat di lakukan dengan baik.hanya pekerjaan memgambil air itu yang paling berat. Semua murid pemula di haruskan memgambil air dari bawa kaki gunung padahal di puncak gunung terdapat sumber mata air yang tersedia cukup banyak. Akibat perbuatan masalalu len ci yang hampir melukai ketua biksu banyak dari murid kuil yang tidak suka pada len ci dan menganggap dia mata mata atau musuh tersembunyi walau saat sekarang ini semua ilmunya sudah di musnahkan. Seperti biasa nya len ci mengambil air dengan dua tong besar dari kaki gunung tiap pagi.tanpa tenaga dalam mengangkat air dari bawa kaki gunung adalah pekerjaan yang benar benar berat namun len ci tetap mengangkatnya walau pelahan lahan. Saat dia sedang berusaha angkat dua gentong itu dan sudah sampai di pertengahan jalan tangga gunung tiba tiba dari samping melesat batu sebesar kelereng menyerang tepat lutut kanan nya hingga dia terjatuh dan gentong yang penuh berisi air terjatuh membentur tangga batu dan pecah.tubuhnya pun terjatuh hampir terguling menggelinding ke bawa kaki gunung yang curam.tiba tiba muncul seseorang biksu yang cukup dia kenal len ci berdiri di hadapan nya. "apa yang kau lakukan ,kenapa merusak barang milik kuil". Tanya biksu yang ada di hadapan nya dengan sinar mata tajam yang sinis tidak suka . peristiwa biksu len ci datang dan menerobos masuk paksa telah membuat malu salah satu penjaga pintu kuil shiolin dan kini dia datang membuat perhitungan dengan biksu len ci,dia adalah biksu ANG KOK. Biksu len ci membungkuk memberi hormat."maaf,tadi aku terjatuh dan gentong nya pecah,aku akan angkat lagi"kata biksu len ci. Biksu ang kok tidak menjawab,tiba tiba tangan nya bergerak sangat cepat tahu tahu sebuah tinju sudah dengan telak menghujam dada biksu len ci hingga terhentak mundur menghantam dinding batu gunung yang besar. Tubuhnya tersungkur jatuh ke bawa namun di tahan ujung kaki biksu ang kok dan ujung kaki itu menekan dada len ci sampai bersandar pada dinding batu gunung.tinju itu begitu kuat hampir saja len ci muntah darah namun dia tahan sekuat tenaga.namun tekanan ujung kaki ang kok seperti ribuan kati beratnya di dada membuat darah mengalir dari mulut len ci. "hanya orang bodoh yang membuang kekuatannya saat sudah mencapai tahap tertinggi ,katakan kau punya rencana busuk apa pada kuil shiolin,jika tidak aku akan menekan mu sampai mati"kata ang kok serius. Dengan napas memburu biksu len menjawab. "kakak seperguruan,aku yang sekarang tanpa daya,apa yang bisa aku lakukan untuk mencelakai shiolin lagi,aku hanya ingin belajar dharma buddha di sisa hidup ini,aku tidak punya tujuan hidup lain lagi". Namun ang kok tidak begitu percaya saja.tekanan ujung kakinya di perkuat membuat suara tulang iga patah dan jeritan kecil len ci kesakitan. "kau pikir aku akan percaya,aku akan selalu memperhatikan gerak gerik mu,begitu ada hal yang mencurigakan kau akan langsung ku bunuh"ancam ang kok.lalu menurunkan kakinya.tubuh len ci langsung jatuh tersungkur tak dapat menahan luka yang dia derita. Tangan kanan ang kok mencengkram baju di dada len ci dan mengangkat nya naik berdiri. "dulu kau begitu sombong dan tidak memandangku sama sekali,tinju ini akan membuat mu akan selalu teringat kalau aku ang kok tidak suka di abaikan".seru ang kok mengepal tinju dengan keras buat menghajar len ci. Mendapat perlakuan tidak baik dari ang kok dan tanpa beban dia tersenyum "jika tinju itu bisa membuat mu senang lakukan lah"kata len ci yang mangkin membuat ang kok marah. Ang kok dengan wajah marah siap meninju len ci,walau tidak membunuhnya paling tidak membuatnya sekarat. " kakak seperguruan ,apa yang kau lakukan,apa kau mau wilayah suci shiolin bermandikan darah". Untunglah dalam situasi genting muncul suara yang tenang namun berkekuatan yang sangat kuat mampu membuat seseorang tertekan. Tidak tahu sejak kapan tiba tiba di atas tangga batu atas telah berdiri seseorang biksu muda yang sangat tampan berusia sekitar 27 tahunan berwajah mulus namun sinar mata dan aura yang keluar dari tubuhnya sangat kuat . Wajah ang kok langsung tampak gugup dan pucat setelah melihat siapa yang berdiri di atas tangga batu itu.ang kok ke takutan cepat melepaskan cengkraman pada baju len ci hingga len ci langsung berdiri goyah bersandar pada batu besar di belakang punggung nya. Ang kok langsung memberi hormat menjura sambil tersenyum tidak nyaman. "oh, adik seperguran YUAN CEN kau rupa nya,aku hanya menakut nakuti dia,aku takut dia adalah mata mata yang masuk ke kuil dan berniat jahat dan merugikan kuil kita,dia adalah orang awan yang menyamar jadi biksu shiolin dan banyak lakukan pembunuhan dengan ilmu kuil kita,dia juga hampir mencelakai ketua kuil jadi kita harus waspada pada orang seperti ini ".kata ang kok mencari alasan. biksu muda yang bernama yuan cen itu berjalan menurun tangga batu,namun kakinya seperti tidak menyentuh lantai batu tangga membuat ang kok yang melihat jadi kaget,betapa hebatnya ilmu meringankan tubuh adik seperguruan nya itu. "hanya orang yang mencintai hawa duniawi yang lebih memilih mati dari pada kehilangan kemampuan bertarung,kakak seperguruan jangan terlalu banyak pikiran buruk."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar